oleh
Rm. Yohanes Bambang C.W
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setelah turunnya Sang Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang secara umum disebut sebagai lahirnya Gereja, Para Rasul oleh Kuasa Allah melalui RohNya telah berhasil membuka komunitas umat percaya dimana-mana.
Pada saat itu apa yang dinamakan dengan Kitab Perjanjian Baru itu belumlah dikanonkan, dan apa yang diajarkan oleh Para Rasul pada komunitas yang baru percaya itu berdasarkan “ Tradisi ” yang ada.
Sekarang masalahnya apakah yang dimaksud dengan Tradisi itu menurut pandangan Gereja ?
Terminologi dan Arti Tradisi :
Istilah Tradisi itu berasal dari bahasa Latin “ Traditio ” , dimana istilah ini dalam bahasa Yunani digunakan istilah “ Paradosis “ , yang berarti persembahan, menyerahkan dan melakukan amal bakti . Dan dalam istilah theologinya berarti suatu pengajaran atau praktek yang telah diterus-sampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya sepanjang kehidupan Gereja.
Lebih tepatnya, Paradosis adalah kehidupan Tritunggal Mahakudus itu sendiri, sebagaimana telah dinyatakan oleh Kristus dan disaksikan oleh Sang Roh Kudus.
Akar dan dasar–dasar dari Tradisi kudus ini dapat ditemukan di dalam Kitab Suci. Karena melalui Kitab Sucilah kita dapat melihat akan kehadiran dari ketiga pribadi Tritunggal Mahakudus , Sang Bapa, Sang Putra dan Sang Roh Kudus.
Js. Yohanes Sang Penginjil berbicara tentang pernyataan Tritunggal Mahakudus : Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup yang kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami (1Yoh 1:2).
Esensi dari Tradisi Kristen dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam tulisannya yang ditujukan pada sidang di Efesus bahwa : Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua belah fihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan (Ef
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi : jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu Injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Gal1: 8-9).
Berbicara tentang Perjamuan Kudus, yang adalah suatu pernyataan Sang Tritunggal Mahakudus, ia menulis : Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima (parelavon) dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti (1 Kor 11:23). Selanjutnya berbicara tentang kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, Js. Paulus menuliskan : Sebab aku telah memberikan kepadamu (paredoka) pertama-tama juga yang telah aku terima (parelavon). Akhirnya ia menegaskan : Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran – ajaran ( Tradisi ) yang telah kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun tertulis (2 Tes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar